Model Evaluasi Kurikulum
MODEL EVALUASI KURIKULUM
Oleh : Anis Ilahi
Ali
(2014, hlm. 370), “evaluasi adalah suatu kegiatan yang biasanya dilakukan untuk
membuat penilaian terhadap kelayakan suatu perencanaan, implementasi dan hasil
suatu program atau kebijakan”. Sisdiknas (2003), “Kurikulum
adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan
pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan
pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu”. (Pasal 1 Butir 19 UU
No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional). Permendikbud
(2014), “Evaluasi Kurikulum adalah serangkaian kegiatan terencana, sistematis,
dan sistemik dalam mengumpulkan dan mengolah informasi, memberikan pertimbangan
dalam pengambilan keputusan untuk menyempurnakan kurikulum”. (Pasal 1 Butir 1
UU no. 159 Tahun 2014 tentang Evaluasi Kurikulum pada Permendikbud RI). Tyler (1949),
“Evaluasi kurikulum adalah upaya untuk menentukan tingkat perubahan yang
terjadi pada hasil belajar (behaviour)”.
Dalam
Permendikbud RI mengenai Evaluasi kurikulum, disebutkan pada Pasal 2 ayat 1 dan
2 UU no. 159 Tahun 2014, menyatakan bahwa Evaluasi Kurikulum berfungsi sebagai
upaya penyempurnaan kurikulum secara berkelanjutan pada tingkat nasional, daerah,
dan satuan pendidikan. Evaluasi Kurikulum pun bertujuan untuk mendapatkan
informasi mengenai: a. kesesuaian antara Ide Kurikulum dan Desain Kurikulum; b.
kesesuaian antara Desain Kurikulum dan Dokumen Kurikulum; c. kesesuaian antara
Dokumen Kurikulum dan Implementasi Kurikulum; dan d. kesesuaian antara Ide
Kurikulum, Hasil Kurikulum, dan Dampak Kurikulum.
Adapun
Model evaluasi kurikulum adalah kerangka konseptual dan operasional yang
digunakan untuk mengevaluasi perangkat dokumen, buku, pelatihan, pendampingan,
dan monitoring untuk kelancaran pelaksanaan pembelajaran. (Dalam Permendikbud
RI mengenai Evaluasi kurikulum, disebutkan pada Pasal 1 ayat 4UU no. 159 Tahun
2014).
Dalam
tulisan ini saya merangkum mengenai hasil bacaan saya. Di mana model evaluasi
yang utama dalam Sudjana & Ibrahim (1989, hlm. 234), menyebutkan terdapat 4
model evaluasi utama, yaitu :
1. Measurement
Evaluation Model
2. Congruence Evaluation
Model
3. Educational
System Evaluation Model
4. Illumination
Evaluation Model
Dari
keempat model evaluasi di atas, Hamid Hasan (2008, hlm. 83-136) membagi nya
menjadi 2 model evaluasi kurikulum, yaitu :
1. Pendekatan Kuantitatif, meliputi model Tyler, model teoritik Taylor dan
Maguire, model pendekatan sistem Alkin, model Countenance Stake, model CIPP, model ekonomi mikro.
2. Pendekatan Kualitatif, meliputi : model studi
kasus, model iluminatif, dan model responsif.
Hal ini tertuang pada Permendikbud RI
mengenai Evaluasi kurikulum Pasal 8 No. 159 Tahun 2014 yaitu “Pendekatan
Evaluasi Kurikulum menggunakan pendekatan kualitatif dan/atau pendekatan
kuantitatif”. Pendekatan kualitatif sebagaimana dimaksud pada menggunakan
penilaian ahli berdasarkan kriteria sesuai dengan model yang diterapkan untuk
memperoleh informasi dan data yang diperlukan. Sedangkan Pendekatan kuantitatif
sebagaimana dimaksud menggunakan instrumen yang sudah divalidasi sesuai dengan
model yang diterapkan untuk memperoleh informasi dan data yang diperlukan.
Model Evaluasi Kurikulum yang
digunakan dalam pendekatan kualitatif sebagaimana meliputi antara lain:
-
Evaluasi bebas
tujuan;
-
Analisis kesesuaian
dan/atau kesenjangan;
-
Studi kasus;
-
Iluminatif;
dan/atau
-
Responsif.
Model Evaluasi Kurikulum yang
digunakan dalam pendekatan kuantitatif sebagaimana dimaksud meliputi antara
lain:
-
Evaluasi berbasis
tujuan;
-
Pendekatan
sistem; dan/atau
-
Penilaian
akuntabilitas.
Maka,
dari model evaluasi utama diturunkan menggunakan pendekatan model evaluasi
kurikulum kuantitatif dan kualitatif. Adapun poin-poin penting dalam model
evaluasi utama adalah sebagai berikut :
1. Measurement
Evaluation Model (Pengukuran)
· Pemikiran Thrindike dan R.L Ebel
· Untuk menentukan kuantitas
· Objeknya tingkah laku peserta didik (kognitif,
sikap, minat, bakat dan aspek kepribadian)
· Instrumennya tes tertulis objektif yang dibekukan
· Analisis soal difficulty index & index of Discrimination
· Pendekatan Penilaian Acuan Norman (PAN)
2. Congruence Evaluation
Model (Kesesuian)
· Pemikiran Tyler, Carrol, dan Conbrach
· Untuk melihat kesesuaian antara tujuan dengan
hasil belajar yang telah dicapai
· Objek tingkah laku peserta didik pada akhirnya
kegiatan pendidikan (kognitif, afektif, dan psikomotor)
· Instrumennya Tes dan Non Tes
· Langkah-langkahnya merumuskan tujuan,
menentukan situasi belajar, menyusun alat evaluasi, dan menggunakan hasil
evaluasi
· Melakukan pretest
dan posttest
· Pendekatan Penilaian Acuan Patokan (PAP)
3. Educational
System Evaluation Model
· Pemikiran Stufflebeam, Scriven, Stake, dan
Provus
· Untuk membandingkan performance berbagai
dimensi dengan berbagai kriteria
· Objek evaluasi diambil berbagai model, Seperti
:
- Stake, urutanya berupa keadaan sebelum –
terjadi & saling mempengaruhi – hasil yang diperoleh.
- CIPP, Context – Input – Process – Product
- Sriven, menggunakan instrumental evaluation & consequential evaluation
- Provus, urutannya berupa design – operation program – Inter Products – terminal Products
- Responsive, Langkahnya meliputi observasi,
merekam hasil wawancara, mengumpulkan data, mengecek pengetahuan awal (preliminary understanding) siswa dan mengembangkan disain atau model
4. Illumination
Evaluation Model
· Pemikiran Parlet dan Hamilton
· Evaluasi kualitatif terbuka
· Untuk mempelajari secara cermat pelaksanaan
sistem, faktor yang mempengaruhi, kelebihan akan kekurangan, serta pengaruh
sistem terhadap pengalaman belajar peserta didik
· Bersifat deskriptif dan inferensi
· Menggunakan judgement
· Fase yang harus ditempuh yaitu observe, inquiry further, & esek do explain
Sedangkan
poin-poin penting dalam model evaluasi menurut Hamid Hasan (2008, hlm. 83-136)
adalah sebagai berikut :
Ø Model
Evaluasi Kuantitatif
1. Model Tyler
· Evaluasi mengenai perubahan tingkah laku
· Sering disebut Model Black Box
· Menekankan pretest
dan posttest
· Langkah-lanngkahnya yaitu :
- Menentukan tujuan yang akan di evaluasi
- Menentukan situasi peserta didik menunjukkan
tingkah laku
- Menentukan alat evaluasi untuk mengukur
tingkah laku peserta didik
2. Model Alkin
· Perkembangannya Marvin Alkin (1969)
· Evaluasi suatu proses untuk meyakinkan
keputusan, mengumpulkan informasi, memilih informasi, dan menganalisis
informasi.
· Jenis Evaluasi :
- Assessment, memberikan informasi tentang keadaan.
- Planning, membantu pemilihan program tertentu yang
mungkin akan berhasil memenuhi kebutuhan program.
- Implementation, menyiapkan informasi mengenai program yang diperkenalkan
sesuai rencana.
- Improvement, memberikan informasi mengenai program
berfungsi debgan vak atau membutuhkan hal-hal baru.
- Certification, memberikan informasi tentang nilai suatu
program.
3. Model Teoritik Taylor dan Maguire
· Dasar teorinya menerapkan apa yang seharusnya
terjadi pada proses pelaksanaan kurikulum
· Model ini membuat evaluator harus melakukan
tiga kegiatan utama, yaitu mengumpulkan data objektif (berasal dari luar
pertimbangan evaluator) yang dihasilkan oleh berbagai sumber seperti tujuan,
lingkungan, personalia, metode, dan hasil belajar, kegiatan kedua, mengumpulkan
data yang jadi hasil pertimbangan individual terutama tentang kualitas tujuan,
masukan, dan hasil belajar, dan tugas terakhir evaluator itu adalah
mengevaluasi pengembangan tujuan behavioral menjadi pengalaman pribadi
4. Model Countenance
Stake
· Mengemukakan keseluruhan kegiatan evaluasi
yang harus dilakukan dan cara bagaimana evaluasi itu juga harus dilakukan
5. Model CIPP
· Dikembangkan oleh Stufflebeam
· Context,
di mana evaluator harus memahami konteks evaluasi yang berkaitan dengan
perencanaan, identifikasi kebutuhan, dan tujuan program
· Input,
berupa berbagai hal yang berpengaruh pada aspek proses pelaksanaan evaluasi
· Process, berkaitan
dengan implementasi atau pelaksanaan dari suatu program agar dapat terlaksana
dengan baik
· Product,
berupa hasil evaluasi yang digunakan untuk menentukan keputusan yang akan
dibuat selanjutnya.
Ø Model
Evaluasi Kualitatif
1. Model Studi Kasus
· Memusatkan perhatiannya kepada kegiatan pengembangan kurikulum di satu
satuan pendidikan
· Data yang dikumpulkan adalah data kualitatif dengan deskripsi
2. Model Illuminative
· Berupa evaluasi kualitatif-terbuka (open-ended)
· Untuk mempelajari secara cermat dan hati-hati
terhadap pelaksanaan sistem, faktor-faktor yang mempengaruhinya, kelebihan dan
kekurangan sistem, dan pengaruh sistem terhadap pengalaman belajar siswa.
· Hasil evaluasi lebih bersifat deskriptif dan
interpretasi, bukan pengukuran dan prediksi. Model ini lebih banyak menggunakan
judgment.
· Objek evaluasi model ini mencakup latar
belakang dan perkembangan sistem, proses pelaksanaan sistem, hasil belajar siswa,
kesukaran-kesukaran yang dialami dari perencanaan sampai dengan pelaksanaan,
termasuk efek samping dari sistem itu sendiri.
· Tiga fase evaluasi yang harus ditempuh, yaitu
: observe, inquiry further, dan seek to explain.
3. Model Responsive
· Evaluasi model responsif adalah pengumpulan
dan sintesis data
· Menggunakan pendekatan kualitatif-naturalistik
· Instrumen yang digunakan pada umumnya
mengandalkan observasi langsung maupun tak langsung dengan interpretasi data
yang impresionistik
· Langkah-langkah kegiatan evaluasi meliputi
observasi, merekam hasil wawancara, mengumpulkan data, mengecek pengetahuan
awal (preliminary understanding) siswa dan mengembangkan disain atau model.
Sumber :
Ali, Mohammad. (2010).
Memahami Riset Perilaku dan Sosial.
Bandung: Pustaka Cendikia
Utama.
Hasan,
Hamid. 2008). Evaluasi kurikulum. Jakarta:
Depdikbud Dirjen Dikti P2LPTK
Sudjana, Nana dan
Ibrahim, R. (1989). Penelitian dan
Penilaian Pendidikan. Bandung: PT. Sinar
Baru.
Stufflebem. (1971). Educational Evaluation and Decision Making. Fourth Printing Illinois: F.E
Peacock Publishers, Inc.
Tyler, Ralph. (1949).
Basic Principles of Curriculum and
Intruction. Chicago and London: The
University
of Chicago Press.
Comments
Post a Comment